UNESCO Akui Wayang Sebagai "Masterpiece" Budaya Dunia
Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika mengungkapkan sejak 7 November 2003 lalu Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah mengakui Wayang sebagai World's Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.
Pengakuan ini sangat berarti bagi bangsa Indonesia bahwa Wayang sebagai budaya bangsa yang kita warisi dari leluhur, diakui oleh dunia. "Mereka (UNESCO) mengatakan itu tidak hanya menjadi milik bangsa Indonesia. Ini adalah sangat tinggi nilainya, milik masyarakat dunia," kata Ardika, Jumat (9/1) malam, seusai membuka Pekan Wayang Menak dan Gelar Kain Nusantara di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). Acara ini akan berlangsung sampai dua minggu.
Selain itu, tutur Ardika, Wayang niscaya akan mengangkat citra bangsa, mengangkat nama bangsa, harkat dan martabat bangsa dalam forum dunia. "Tugas kita memperkenalkan nilai-nilai budaya bangsa dalam pergaulan dunia," kata Ardika.
Menurut Ardika, pengakuan ini sama sekali tidak menjadi kekangan bagi para pegiat Wayang untuk terus berkreativitas. "Ini justru mendorong. Ini tantangan untuk berkreasi," kata dia.
Sementara itu, menurut Deputi Bidang Seni dan Film pada Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Dr. Sri Hastanto, sampai saat ini hanya terdapat 28 warisan budaya di dunia yang diakui sebagai master piece intangible. Oleh karena itu, pengakuan ini sangat bermakna bagi kehidupan kebudayaan di Indonesia.
UNESCO berhak memberikan pemikiran-pemikiran, termasuk menjaga agar Wayang sebagai masterpiece tetap terjaga. "Yang berat itu nanti sosialisasinya," ujar Hastanto.
Terhadap kenyataan bahwa sebagian Wayang saat ini telah menyerap unsur-unsur seni lain, semisal musik dangdut, menurut Hastanto, hal itu sangat dimungkinkan. "Asalkan tidak mengingkari nilai-nilai humanismenya. Prinsipnya, kreativitas tetap didorong," ujar Hastanto.
|
UNESCO Akui Wayang Sebagai "Masterpiece" Budaya Dunia
|
|
Wayang, the Indonesian Shadow Puppetry, Receives Recognition from UNESCO
|
Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika mengungkapkan sejak 7 November 2003 lalu Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah mengakui Wayang sebagai World's Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.
|
|
The Minister of Tourism and Cultural Affairs, Mr. I Gede Ardika, said that since November 7, 2003, UNESCO has recognized Wayang as one of the World’s Masterpieces of Oral and Intangible Heritage of Humanity.
|
Pengakuan ini sangat berarti bagi bangsa Indonesia bahwa Wayang sebagai budaya bangsa yang kita warisi dari leluhur, diakui oleh dunia. "Mereka (UNESCO) mengatakan itu tidak hanya menjadi milik bangsa Indonesia. Ini adalah sangat tinggi nilainya, milik masyarakat dunia," kata Ardika, Jumat (9/1) malam, seusai membuka Pekan Wayang Menak dan Gelar Kain Nusantara di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). Acara ini akan berlangsung sampai dua minggu.
|
|
This recognition means a great deal to Indonesia because Wayang, as a part of our culture that we inherited from our ancestors, is being recognized as a masterpiece by the world. “The people in UNESCO said that Indonesia is not the only nation to whom Wayang belongs. This means that Wayang has great value and that it belongs to the whole world,” said Ardika, on Friday night after he officially opened the show, Wayang Menak and Gelar Kain Nusantara, in Bentara Budaya, Jakarta (BBJ). The show will continue for two weeks.
|
Selain itu, tutur Ardika, Wayang niscaya akan mengangkat citra bangsa, mengangkat nama bangsa, harkat dan martabat bangsa dalam forum dunia. "Tugas kita memperkenalkan nilai-nilai budaya bangsa dalam pergaulan dunia," kata Ardika.
|
|
Besides receiving recognition by UNESCO, Ardika added that Wayang will also lift Indonesia’s image at the world forum. “Our duty is to introduce our culture to the societies of the world,” Ardika said.
|
Menurut Ardika, pengakuan ini sama sekali tidak menjadi kekangan bagi para pegiat Wayang untuk terus berkreativitas. "Ini justru mendorong. Ini tantangan untuk berkreasi," kata dia.
|
|
According to Ardika, this recognition will not stop the creative process of the Wayang puppet masters. "It will even push and challenge them to be even more creative,” he concluded.
|
Sementara itu, menurut Deputi Bidang Seni dan Film pada Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Dr. Sri Hastanto, sampai saat ini hanya terdapat 28 warisan budaya di dunia yang diakui sebagai master piece intangible. Oleh karena itu, pengakuan ini sangat bermakna bagi kehidupan kebudayaan di Indonesia.
|
|
Meanwhile, according to the Deputy Assistant of the Cinematography and Arts Department at the Ministry of Culture and Tourism Affairs, Dr. Sri Hastanto, up until now there have only been about 28 native cultural heritages in the world to have received the World Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity recognition from UNESCO. Because of this, this recognition means a great deal to Indonesian culture.
|
UNESCO berhak memberikan pemikiran-pemikiran, termasuk menjaga agar Wayang sebagai masterpiece tetap terjaga. "Yang berat itu nanti sosialisasinya," ujar Hastanto.
|
|
UNESCO has the right to provide their inputs in order to insure that the status of Wayang as a masterpiece remains the same. “The most difficult part is how to make sure that it remains so,” said Hartanto.
|
Terhadap kenyataan bahwa sebagian Wayang saat ini telah menyerap unsur-unsur seni lain, semisal musik dangdut, menurut Hastanto, hal itu sangat dimungkinkan. "Asalkan tidak mengingkari nilai-nilai humanismenya. Prinsipnya, kreativitas tetap didorong," ujar Hastanto.
|
|
Commenting on how Wayang nowadays is a mixture of different types of music, including dangdut (a popular type of Indonesian music), Hartanto added, "This is okay, as long as it keeps its humanistic values and as long as it continues to be creative.”
|
|
_TTITLE2ALT_
|
|
_ETITLE2ALT_
|
_TTEXT2ALT_
|
|
|